Minta Upah Rp 3 Juta, Buruh Blokir Jalur Pantura & Siap Mogok Makan
Daftar Isi
Ratusan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Semarang melakukan aksi blokir pantura, sebagai bentuk perjuangan menolak upah murah. Mereka menuntut Gubernur Jawa Tengah menyetujui upah Rp 3 juta per bulan untuk buruh.
Pemblokiran jalan dimulai pukul 09.50 WIB, puluhan motor dan truk yang mengangkut buruh datang dari arah Barat berhenti di pantura di Jalan Siliwangi tepatnya di depan Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Mereka kemudian membunyikan klakson dan mulai berorasi..
"Kita tolak upah murah. Gubernur harus setuju dengan upah Rp 3 juta," kata koordinator aksi, Somad, Rabu (30/10/2013).
Sebanyak 178 personel polisi disiagakan di lokasi dan di ujung tol untuk mengawal jalannya aksi. Dalam aksi tersebut, hampir seluruh badan jalan tertutup, namun petugas kepolisian menertibkan agar sedikit membuka jalan sehingga truk masih bisa melintas.
Kapolsek Semarang Barat Kompol Yani Permana mengatakan pihaknya memberi waktu kepada buruh untuk berorasi di pantura agar tidak bersitegang. "Kami biarkan dulu orasi di sini, yang penting mobil masih bisa lewat," pungkas Yani.
Rencananya, buruh akan menggelar aksi dengan massa yang lebih banyak di depan Balaikota Semarang dan dilanjutkan ke depan gedung Gubernur Jawa Tengah. Massa dari berbagai daerah di Jateng akan berkumpul dan berunjuk rasa.
"Kita akan kumpul di Tugu Muda untuk bertemu rekan-rekan dari timur, nanti kita Walikota dulu!" teriak Somad.
Meski hanya berlangsung sekitar 20 menit, aksi blokir pantura tersebut sempat membuat kemacetan cukup panjang. Kendaraan yang melintas hanya mendapat sedikit ruang untuk melewati kerumunan buruh yang berorasi.
Pemblokiran jalan dimulai pukul 09.50 WIB, puluhan motor dan truk yang mengangkut buruh datang dari arah Barat berhenti di pantura di Jalan Siliwangi tepatnya di depan Pengadilan Negeri (PN) Semarang. Mereka kemudian membunyikan klakson dan mulai berorasi..
"Kita tolak upah murah. Gubernur harus setuju dengan upah Rp 3 juta," kata koordinator aksi, Somad, Rabu (30/10/2013).
Sebanyak 178 personel polisi disiagakan di lokasi dan di ujung tol untuk mengawal jalannya aksi. Dalam aksi tersebut, hampir seluruh badan jalan tertutup, namun petugas kepolisian menertibkan agar sedikit membuka jalan sehingga truk masih bisa melintas.
Kapolsek Semarang Barat Kompol Yani Permana mengatakan pihaknya memberi waktu kepada buruh untuk berorasi di pantura agar tidak bersitegang. "Kami biarkan dulu orasi di sini, yang penting mobil masih bisa lewat," pungkas Yani.
Rencananya, buruh akan menggelar aksi dengan massa yang lebih banyak di depan Balaikota Semarang dan dilanjutkan ke depan gedung Gubernur Jawa Tengah. Massa dari berbagai daerah di Jateng akan berkumpul dan berunjuk rasa.
"Kita akan kumpul di Tugu Muda untuk bertemu rekan-rekan dari timur, nanti kita Walikota dulu!" teriak Somad.
Meski hanya berlangsung sekitar 20 menit, aksi blokir pantura tersebut sempat membuat kemacetan cukup panjang. Kendaraan yang melintas hanya mendapat sedikit ruang untuk melewati kerumunan buruh yang berorasi.
Buruh Jateng Naikkan Tuntutan Jadi Rp5 Juta
Kalangan buruh menaikkan tuntutan upah minimum kabupaten/kota (UMK) 2014 menjadi Rp5 juta per bulan, dari sebelumnya Rp3 juta per bulan.
Tuntutan itu disampaikan dalam demonstrasi puluhan buruh di Kantor Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan (Disnaketransduk) Jateng, Jl Pahlawan, Kota Semarang, Kamis (17/10/2013).
Aksi unjuk rasa tersebut diikuti puluhan buruh yang berasal dari sejumlah serikat pekerja, antara lain Aliansi Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang) Jateng, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), dan Serikat Pekerja Nasional (SPN).
Para buruh kemudian diterima oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disnaketransduk Jateng, Wika Bintang di aula lantai IV.
Koordinator Umum Aliansi Gerbang, Nanang Setyono, mengatakan pihaknya menaikkan tuntutan UMK 2014 menjadi Rp5 juta per bulan, menjawab tantangan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo.
”Ganjar Pranowo menantang kami jangan hanya menuntut UMK Rp3 juta, tapi Rp5 juta. Untuk itu kami minta UMK 2014 senilai Rp5 juta per bulan,” katanya.
Dia meminta kepada Plt Kepala Disnaketransduk Jateng, Wika Bintang supaya bisa memenuhi permintaan Gubernur Jateng itu.
”Pokoke kami minta UMK 2014 senilai Rp5 juta per bulan,” tandasnya.
Sebelumnya, buruh dari Perwakilan Daerah Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (Perda KSPI) Jateng, menuntut Gubernur Ganjar Pranowo menetapkan UMK 2014 rata-rata Rp3 juta.
Tuntutan ini disampaikan Perda KSPI pada demonstrasi yang diikuti ratusan orang di depan Kantor Gubernur Jateng Jl Pahlawan, Kota Semarang, Minggu (15/9).
Nanang menambahkan bila tuntutan tidak dipenuhi, akan menggelar demonstrasi dengan mengerahkan sekitar 10.000 buruh dari seluruh Jateng.
”Para butuh juga akan menggelar aksi mogok makan,” imbuhnya.
Dia juga menolak keluarnya Instruksi Presiden (Inpres) No. 9/2013 yang mengatur penetapan UMK berdasarkan produktifitas pekerja/buruh.
”Sejak awal buruh menolak Inpres ini, karena merugikan buruh,” tukas Nanang.
Aktivis Gerbang, Prabowo Luh Santoso berharap Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo berpihak kepada kaum buruh. ”Sekitar 15 juta buruh Jateng memilih Ganjar pada Pilgub Jateng 2013,” tandas dia.
Menanggapi tuntutan itu, Plt Kepala Disnaketransduk Jateng, Wika Bintang, tidak bisa menjanjikan, karena posisi pemerintah berada di tengah buruh dan pengusaha.
”Penetapan UMK tidak mudah, penuh dengan perhitungan. Pemerintah ingin membahagiankan semua pihak, buruh dan pengusaha,” ujar dia.
Jawaban itu tidak memuaskan buruh, sehingga jalannya pertemuan berlangsung tegang, karena tidak ada titik temu, para buruh ke luar meninggalkan ruang pertemuan.
Sambil berjalan buruh mengumbar caci makian kepada Plt Kepala Disnaketransduk Jateng, Wika Bintang. ”Bu Wika tidak tegas, pengecut,” teriak buruh.
sumber : detik dan solopos