Mau jualan Pulsa, Kuota, Token DLL terlengkap dengan Jaminan Harga Termurah dan Pasti Untung kunjungi Agen Pulsa Termurah bisa buat usaha atau untuk kebutuhan pribadi.

Ini Faktor Penentu Nilai Mata Uang

Daftar Isi
Bagaimana Mekanisme Pengaturan Kurs Mata Uang Suatu Negara? 

Ada beberapa faktor yang menentukan permintaan dan penawaran mata uang di pasar uang yang pada akhirnya menentukan seberapa besar nilai yang wajar untuk mata uang tersebut dibandingkan mata uang lain.

Pertama, performa ekonomi suatu negara. Apabila performa ekonomi suatu negara bagus, investor akan menganggap investasi dalam mata uang negara tersebut menjadi menarik dan meningkatkan permintaan terhadap mata uang tersebut. Pada akhirnya, ini akan membuat mata uang terapresiasi. Pada saat krisis ekonomi, mata uang negara yang sedang terkena krisis cenderung menurun.

Kedua, kebutuhan mata uang asing suatu negara. Apabila terdapat utang jatuh tempo atau kebutuhan impor yang besar pada periode tertentu, permintaan akan mata uang asing akan meningkat dan nilai mata uang lokal akan terdepresiasi.

Ketiga, situasi politik. Situasi politik suatu negara yang stabil akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap keamanan nilai asetnya dalam bentuk mata uang negara tersebut. Sebaliknya, negara yang sedang dilanda kekacauan politik atau bahkan perang di dalam negerinya akan mengalami depresiasi nilai mata uang lokal yang drastis karena investor akan ramai-ramai meninggalkan mata uang tersebut karena menjadi sangat berisiko. Negara yang sedang mengalami situasi ini adalah Suriah. Akibat perang saudara yang telah berlangsung selama lebih dari 7 tahun, nilai mata uang pound Suriah merosot drastis. Pada Oktober 2010, 1 dolar AS 5 bulan sebelum Perang Saudara Suriah dimulai, 1 dolar AS bernilai hanya 44,57 pound Suriah. Kini, 7,5 tahun perang berlangsung, seseorang memerlukan 515 pound Suriah untuk mendapatkan 1 dolar AS.

Keempat, neraca transaksi berjalan. Neraca ini merangkum nilai bersih antara sisi kredit dan sisi debit (arus keluar dan masuk dana) dalam transaksi yang tercatat dalam komponen transaksi berjalan (melibatkan barang / jasa) di suatu negara. Komponen neraca ini terdiri atas ekspor (free on board, tidak termasuk ongkos kirim dan biaya asuransi), ekspor jasa, dan transfer dana dari penduduk ke dalam negeri (remittance) yang berpengaruh positif terhadap neraca (mengarahkan neraca menuju surplus) dan impor (free on board, tidak termasuk ongkos kirim dan biaya asuransi), impor jasa, dan transfer ke luar negeri / bukan penduduk yang berpengaruh negatif terhadap neraca (mengarahkan neraca menuju defisit). Apabila neracanya surplus (lebih banyak dana yang masuk ke negara tersebut ketimbang keluar), mata uang lokal akan menguat. Sebaliknya, jika terjadi defisit transaksi berjalan, mata uang akan tertekan. Selain neraca transaksi berjalan, neraca transaksi modal dan keuangan juga berpengaruh terhadap nilai mata uang. Kedua neraca ini adalah komponen utama neraca pembayaran.

Kelima, tingkat suku bunga. Apabila suatu negara menaikkan tingkat suku bunga acuannya, investasi dalam mata uang negara tersebut akan lebih diminati. Namun, faktor ini juga bergantung pada seberapa pentingnya mata uang dan negara pemakai utamanya dalam perekonomian dan perdagangan dunia. Kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh The Federal Reserve akan terlihat lebih menarik bagi investor ketimbang hal yang sama oleh Bank Indonesia karena dolar AS lebih penting dalam perdagangan internasional ketimbang rupiah.

Keenam, kebijakan moneter. Jika otoritas moneter melakukan pengetatan likuiditas, suplai uang ke pasar akan meningkat dan akan meningkatkan nilai mata uang yang bersangkutan. Sebaliknya, bila terjadi pelonggaran likuiditas, nilai mata uang akan menurun. Penguatan rupiah hingga ke level 8.000-an rupiah per dolar AS pada 2011 lalu tak terlepas dari kebijakan quantitative easing yang dilakukan The Fed pada awal 2010-an yang melemahkan dolar AS.

sumber