Puisi Demonstrasi Indonesia Gelap 2025
Indonesia Gelap
Okky Madasari
Sepuluh tahun kebohongan, seratus hari persekongkolan
Ratusan ribu pekerja dihajar undang-undang cipta kerja
mesin-mesin pabrik mati suri, lahan-lahan rakyat diduduki,
lautan pun dipagari
Ribuan buldoser datang dari negeri seberang,
dua puluh juta hektar hutan siap ditebang
Pegawai rendahan dipaksa efisiensi,
kabinet gemuk berdansa mencari celah korupsi
Sepuluh tahun menumpuk utang, seratus hari belingsatan
Penjahat dan penjilat berpesta dan saling menyandera
ratusan juta jelata berpuasa dan saling iba
Sepuluh tahun kejahatan, seratus hari kegelapan,
sepanjang masa perlawanan
Jadilah cahaya, teruslah menyala!
19 Februari 2025
Struktur dan gaya bahasanya menunjukkan ciri khas puisi, yaitu penggunaan diksi yang kuat, repetisi, serta metafora yang mendalam. Puisinya juga memiliki ritme yang mengalir dengan susunan bait yang jelas.
Pendapat tentang isi puisi
Puisi "Indonesia Gelap" karya Okky Madasari ini merupakan bentuk kritik sosial yang kuat terhadap situasi politik, ekonomi, dan lingkungan di Indonesia. Puisi ini menyampaikan:
Kritik terhadap kebijakan pemerintah
- Frasa seperti "Sepuluh tahun kebohongan, seratus hari persekongkolan" mengindikasikan adanya ketidakjujuran dan kongkalikong dalam pemerintahan.
- "Ratusan ribu pekerja dihajar undang-undang cipta kerja" mengarah pada kritik terhadap kebijakan tenaga kerja yang tidak berpihak pada pekerja.
Eksploitasi sumber daya alam
- "Ribuan buldoser datang dari negeri seberang, dua puluh juta hektar hutan siap ditebang" menggambarkan perusakan lingkungan yang terjadi dalam skala besar, sering kali melibatkan pihak asing.
Korupsi dan ketidakadilan sosial
- "Kabinet gemuk berdansa mencari celah korupsi" menyindir para pejabat yang lebih mementingkan kepentingan pribadi.
- "Penjahat dan penjilat berpesta dan saling menyandera" bisa dimaknai sebagai sindiran terhadap oligarki dan elite politik yang saling melindungi demi kepentingan mereka sendiri.
Harapan akan perubahan
- Meskipun puisi ini bernuansa gelap, ada pesan optimisme di akhir: "Jadilah cahaya, teruslah menyala!" yang mengajak pembaca untuk tetap berjuang dan tidak menyerah.
Kesimpulan
Puisi ini adalah bentuk perlawanan dan refleksi terhadap kondisi bangsa. Okky Madasari menggunakan kata-kata yang tajam dan kuat untuk menyampaikan kegelisahan sosial, sekaligus mengajak masyarakat untuk tetap berjuang melawan ketidakadilan.
Bagaimana menurutmu? Apakah puisi ini terasa relevan dengan kondisi saat ini? 😊